‘Aku hampir mati perjuangkan tanah ini, sekarang tidak akan takut' – Perempuan Desa Ria-Ria melawan di Food Estate Sumatra Utara

Sumber gambar, BBC/Hanna Samosir
- Penulis, Hanna Samosir
- Peranan, BBC News Indonesia
Empat dekade lalu, perempuan adat Desa Ria-Ria di Humbang Hasundutan, Sumatra Utara, berhasil memperjuangkan hak atas tanah leluhurnya saat para pria bersembunyi di hutan. Semangat perjuangan ini tumbuh lagi tatkala lahan mereka disebut ‘dirampas secara halus’ untuk program Food Estate.
“Pakai beha lah kamu! Pakai rok!” teriak Sumihar Lubis sembari menunjuk sejumlah polisi lelaki yang berjaga di hadapannya.
Di belakang Sumihar, berdiri ratusan warga Desa Ria-Ria, teman-teman seperjuangannya dalam demonstrasi pada 28 Agustus lalu untuk menolak program Food Estate.
Sumihar tak benar-benar menyuruh aparat mengenakan pakaian dalam perempuan.
Ia mengaku hanya menirukan perkataan Bupati Humbang Hasundutan, Dosmar Banjarnahor, kepada sejumlah pejabat pria dari desanya yang menuntut penyelesaian konflik lahan akibat Food Estate pada Agustus lalu.
Sejak program lumbung pangan itu masuk Desa Ria-Ria pada 2020, berbagai permasalahan muncul, mulai dari soal sertifikat, gagal panen, hingga konflik lahan. Warga pun terus menyerukan protes.
Dalam hampir semua demonstrasi, perempuan adat Ria-Ria berada di garis depan, serupa dengan yang terjadi sekitar 45 tahun silam.